Glam…Glamorous!

Sejauh ini, Glamorous merupakan pencapaian tertinggi saya dalam upaya saya untuk belajar wire art secara lebih serius lagi, lebih daripada bertahun-tahun sebelumnya (Saya membuat bros manik pertama kali di tahun 2008, secara otodidak).

Akhirnya, saya mendapatkan pencerahan dan menemukan beberapa teknik yang lazim dipakai para penggiat hobi wire art yang sering saya pandangi hasil karyanya.

Jadilah ini…

Bagian tengah itu saya pakai kerang, alasannya sih karena ini masih proyek coba-coba menggunakan teknik jala (kalau nggak salah, istilah kerennya crocheting ya?). Saya belum pede kalau langsung ke batu druzy saya, karena masih takut enggak pas. Tapi, pasti besok akan saya coba…penasaran euy…

 

Ini bagian belakangnya…

Saya berusaha untuk serapi mungkin, meskipun masih tetap tergantung pada sarangan bros. Saya belum pede untuk langsung pakai peniti…masih khawatir nanti hasilnya nggak rapi karena kawat pada keliatan di sana sini…

Cantik kan?

Breakfast? Try this to brighten up your days

This wire brooch is my 3rd trial using rose gold wire 🙂 Pretty, isn’t? Makes me satisfied 🙂 Seriously, I want to upgrade my skill in creating jeweleries with this wire…

Practice truly makes everything get better and better…and don’t forget, a complex process of imagination. I shall say it as imagery activity… think that you can do better next time, when you are not practicing in real life, keep practicing in your brain. That’s how imagery works. So, when you face the reality, it’ll bite no more. You can handle it…

That’s the secret why I can do beading project without joining any course or learning from special tutor. I use my sight sense, which is contributing 75% in my imagery learning process, and my curiosity in observing others artwork.

Plagiarism? NO! Of course not!

I’m observing their artwork (a.k.a the result) and not stop wandering how they did it, where they started working on that project, how they ended it, how they chose the materials, and so on.

I’m learning the pattern, also.

Different people show different taste in working on their project.

Different taste will bring different character.

 

And, in my opinion, people who can’t show their character are just follower 🙂

Not a trend setter.

 

Gold, Yellow, brown… perfect combination, I think. I used 1mm, 0.8mm and 0.3mm rose gold wire. I called it Cornflakes for its yellow dominant color, reminds me to corn chips. Please don’t blame me for naming most of all my artwork with food, vegetables, or fruits name…dame it’s so true, for me those artwork are so tempting and look delicious… LOL.

Material: synthetic pearls (bare and also doted one), round-shaped shell beads, diamond-cut shell beads, fresh water pearls, crystals.

Size: 8cmx6cm

Available for you in price IDR 90.000

😀 😀 😀

What do you think, guys?

Butterfly Effect

Percobaan pertama, mau ngikut-ngikut senior penghobi wire jewelry 🙂 Ribet ya memang, kalo ngikut-ngikut itu…seperti ada pakem yang harus dipatuhi, kalau nggak gitu rasanya jadi minder dan merasa nggak mampu. Weitssss…

Saya pikir saya masih bisa menggabungkan gaya uwer-uwer dengan gaya saya sendiri (nggak ada namanya nih). Ya pokoknya yang membuat saya nyaman aja deh…nggak harus seperti si anu atau si itu 🙂

Saya ingat pesen dari Mas Bimo dari Bimosphotography:

Di urusan art, bagus dan benar itu biasa. jadi kalo mau ‘lebih’ kata kuncinya di luar dua kata itu. know the rules, then break it! 😀

Cozy Blueberry

Beberapa hari yang lalu saya sempat mengobrol dengan 2 orang kawan saya, Vera dan Ayu…mereka menyarankan agar saya menambah koleksi kalung di galeri manik-manik saya. Setelah 3 hari barulah saya dapat mengunggah foto kalung-kalung tersebut.

Ada tiga kalung yang masuk dalam seri Casual in You: Cozy Bluerry, Strawberry Line, Lime Squeeze. Di tulisan ini, saya mengunggah foto-foto Cozy Blueberr.

Material yang saya gunakan: manik kerang, manik akrilik, mutiara sintetis. Ukuran panjang dapat disesuaikan.

Gimana?

 

#1

Setelah lebih dari setengah tahun tidak menyentuh manik-manik, akhirnya saya menyentuh mereka lagi…

 

Prosesnya tidak sesulit yang saya bayangkan (bahwa saya akan lupa teknik yang saya kuasai), tapi untuk mengawali proses itu lah yang memerlukan perjuangan. Menemukan waktu yang tepat, mengerahkan semua mood positif yang saya punyai, menunggu mood si bayi juga lagi oke, menyelesaikan semua tetek bengek rumah tangga yang menjadi tanggung jawab saya…

afterall…

saya rasa saya cukup berhasil untuk memulai kembali…

Beautiful, isn’t it?

Mau saya namai apa ya bros yang satu ini? Bagaimana kalau “Golden Snowflake”?